1.
Perbedaan 2 model Pembelajaran
Pendidikan Tatap Muka dan Pendidikan Jarak Jauh dari segi :
-
Pengajar
Untuk Pendidikan Tatap Muka
1.
Sistem pembelajaran dilaksanakan secara langsung
melalui pertemuan tatap muka
2.
Terbatas ruang dan waktu untuk sistem pengajaran
3.
Memerlukan waktu dan tenaga lebih untuk
digunakan dalam mengajar
4.
Kecepatan dalam penyampaian materi harus
disesuaikan dengan peserta didik
Untuk sistem PJJ
1.
Mudah
digunakan dalam pengajaran
2.
Memungkinkan pembuatan bahan pelajaran online
dan kelas online dengan cepat dan mudah
3.
Hanya memerlukan pelatihan minimal
4.
Memungkinkan pengajaran dengan cara mereka
sendiri
5.
Memungkinkan mereka mengendalikan lingkungan
pengajaran
-
Peserta
Didik
Pendidikan Tatap Muka
Pendidikan Tatap Muka
1.
Peserta didik terikat waktu
2.
Terpaket, peserta
didik harus mengambil seluruh mata kuliah
3.
Terikat jadwal
pertemuan tatap muka di bawah bimbingan pengajar
4.
Dominan tatap
muka
5.
Jumlah peserta
didik Terbatas
Pendidikan Jarak Jauh
1.
Peserta didik
bebas memilih waktu
2.
Peserta didik
bebas memilih sesuai kebutuhan
3.
Bebas menentukan
jadwal belajar dan tatap muka dengan tutor
4.
Dominan jarak
jauh (belajar mandiri)
5.
Jumlah peserta Massal
-
Bahan Ajar
Untuk Pendidikan Tatap Muka
1.
Media yang digunakan adalah media visual secara
langsung dengan pengajaran tatap muka.
2.
Masih membutuhkan metode tradisional seperti
buku dan alat-alat lainnya.
Untuk Pendidikan Jarak Jauh.
3.
Tutorial yang bersifat pengkajian substansi , tutorial tatap muka jenis ini
difokuskan pada kemampuan peserta didik untuk menguasai substansi materi mata
kuliah yang lebih bersifat kognitif, termasuk yang bersifat keterampilan
kognitif atau keterampilan intelektual.
4.
Tutorial
yang bersifat Latihan dan Penghayatan, Tutorial ini difokuskan pada pembentukan
keterampilan serta sikap dan nilai.
Untuk Pendidikan Jarak Jauh
Untuk pendidkan jarak jauh metoda
yang digunakan untuk bahan ajar adalah Tutorial jarak jauh, tutorial yang
dialakukan secara online maupun media pengiriman jarak jauh. Antara lain :
1. Tutorial secara tertulis yang disampaikan melalui
korespondensi
2. Tutorial melalui multi media.
3.
Tutorial secara
tersiar, baik melalui radio maupun televisi (TV)
4.
Tutorial melalui
telepon
5. Tutorial
melalui online
2.
Kriteria yang dibutuhkan dari sebuah media
pembelajaran agar memenuhi kebutuhan proses belajar mengajar dalam PJJ
Untuk pelaksanaan pendidikan terbuka dan jarak jauh
ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu
1.
Access: provision of quality education everywhere needed
2.
Equity: provision of quality of education to everyone (education for all)
3.
Quality: standardized of quality education everywhere, everytime, for
everybody
Sedangkan untuk indikator yang perlu diperhatikan yang
sangat khas untuk sistem PTJJ adalah:
1.
Quality of ODL = quality of face to face learning (knowledge, skills,
attitude).
2.
Economics of scale versus price for quality
3.
Networking vs. self-sufficient
4.
Sustainability issue (massive versus focused)
Untuk
menciptakan media pembelajaran yang baik, maka media tersebut harus memenuhi
beberapa syarat, diantaranya:
1. Media pembelajaran harus
mempunyai tujuan untuk memberikan dan meningkatkan motivasi peserta didik
2. Media harus merangsang
peserta didik untuk mengingat apa yang sudah dipelajari.
3. Media yang baik akan
mengaktifkan peserta didik dalam memberikan tanggapan, umpan balik, dan juga
mendorong peserta didik untuk melakukan praktek-praktek dengan benar.
4.
Penggunaan media harus terencana, untuk menghindari adanya komunikasi yang
tidak lengkap, tidak tuntas, atau tertunda.
Selain
harus memenuhi syarat di atas, media pembelajaran juga harus kita lihat dari
sisi keefektifannya. Menurut Thorn (1995) ada enam karakteristik untuk
menilai keefektifan sebuah media:
1. Kemudahan navigasi; sebuah program harus dirancang sedemikian rupa
atau sesederhana mungkin sehingga peserta didik tidak perlu belajar komputer
dahulu secara menyeluruh.
2. Kandungan kognisi; program ini harus mudah dicerna oleh peserta
didik;
3. Pengetahuan dan presentasi informasi; kedua kriteria ini untuk
menilai isi dari program itu sendiri, apakah program tersebut telah memenuhi
kebutuhan pembelajaran peserta didik atau belum.
4. Integrasi media; media harus mengintegrasikan aspek-aspek
pembelajaran yang harus dipelajari;
5. Estetika; media yang digunakan harus mempunyai tampilan yang
artistik sehingga menarik minat peserta didik;
6. Fungsi secara keseluruhan; program
yang dikembangkan harus memberikan pembelajaran yang diinginkan oleh peserta
didik, sehingga pada waktu peserta didik selesai menjalankan program dia akan
merasa telah belajar sesuatu.
3.
Faktor pendukung maupun kendala
perkembangan PJJ di Indonesia
1.
Aktivitas ganda mahasiswa; aktivitas ganda mahasiswa banyak memberatkan
dan menggangu mahasiwa baik kapasitasnya sebagai guru maupun sebagai mahasiswa.
Aktivitas ganda menyita banyak waktu, sebab mahasiswa tetap mengajar
sebagaimana biasanya disisi lain juga harus mengerjakan tugas-tugas kuliah yang
sudah “dipaket”, implikasi atas waktu yang padat adalah pada tugas kuliah dan
tugas mengajar yang tidak makasimal, bahkan implikasi negatif pada sebagian
mahasiswa melakukan copy paste tugas insiasi milik temannya.
2. Peran ganda dosen yang tetap menjalankan tugas pada
perkuliahan konvensional (mengajar, meneliti, menguji dan pengabdian) dan dalam
waktu bersamaan menjadi tutor program PJJ berbasis ICT berdampak pada rendahnya
monitoring terhadap mahasiswa PJJ.
3. Budaya ICT literacy mahasiswa dan tutor
terindikasi masih rendah, hal ini ditunjukan dengan tugas on-line yang
lamban direspon oleh tutor maupun mahasiswa, perasaan berat bekerja lewat internet
dan sebagian mahasiswa maupun tutor sering lupa dengan alamat web on-line atau
password. Upaya untuk mengatasi keterbatasan dan kebiasaan menggunakan
perangkat ICT dilakukan pengelola dengan mengadakan program pelatihan
peningkatan kemampuan ICT serta “memaksa” mahasiswa untuk senantiasa
bersentuhan dengan internet melalui cara pemberian tugas, informasi dan bahan
ajar hanya dapat diakses lewat internet.
4. Keterbatasan akses internet pada wilayah tertentu
menjadi kendala pelaksanaan pembelajaran, namun sebagian mahasiswa berupaya
mengatasi hambatan akses internet dengan memanfaatkan jasa internet pribadi,
sementara untuk tutor sebagian besar mengakses internet hanya dilakukan di
kampus karena di rumah tidak memiliki internet pribadi.
5. Motivasi belajar dan berprestasi mahasiswa rendah;
indikasi dapat dilhat dari tugas yang dikerjakan mahasiswa terkesan seadanya,
bahkan sebagian mahasiswa yang terlambat mengumpulkan tugas serta tugas yang di
copy paste merupakan kenyataan yang menunjukan bahwa motivasi belajar
dan berprestasi mahasiswa masih rendah. Upaya yang dilakuakan untuk
meningkatkan motivasi belajar dan berprestasi diantanya dengan memberikan
pembekalan belajar.
6. Dukungan sarana belajar; keterbatasan sarana
belajar sangat menghambat pelaksanaan pembelajaran pada program PJJ S-1 PGSD
FIP UNY, sarana yang paling dibutuhkan oleh mahasiswa untuk mendukung
pelaksanaan pembelajaran adalah komputer atau labtop, karena hampir sebagian
besar tugas harus dikerjakan dengan komputerais.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar